Sabtu, 20 November 2010

Menikah Lagi

sebenarnya berita menikah lagi untuk seorang duda atau janda bukanlah hal yang luar biasa. tak ada yang harus dipertanyakan dan tak seharusnya diributkan.

tapi, berita tadi pagi cukup mengagetkanku. sahabat papa (yang anaknya pun menjadi sahabatku) ternyata telah menikah. ternyata orang tuaku tak diundang dan... begitu pula dengan anak2nya.

sebut saja andin. dia anak pertama dari 2 orang anak om R (sahabat papa). setahun yang lalu ibundanya kembali ke hadirat Allah. sudah waktunya. beliau meninggal dalam ketenangan dan mengagetkan andin jg keluarga besarnya. sang ibu memiliki sakit jantung dan mampu bertahan hidup bertahun2 dengan ketegaran luarbiasa. alat yang dipasang di jantung ibu berdetak seperti detak jam. jika kita duduk di sampingnya, detik alat picu itu begitu jelas terdengar.

andin pribadi yang sama tegarnya dengan ibu dan sama kerasnya dengan bapak. dia pandai mengubur kesedihan. tapi tidak hari itu. hari ketika dikabarkan ibunya meninggal. andin kehilangan kendali. di pemakaman, andin tak mau pulang... karena baginya, salah satu kekuatan bertahan menghadapi hidup telah terkubur bersama jasad ibu. ia tak sanggup membayangkan perilaku ibu mertuanya yang bakal semakin otoriter dan tak tahu cara menjawab tantangan yang makin hari makin keras.

aku, sahabatnya. tak kuat melihat andin seperti itu. hari itu... hari terapuhnya.

aku...tak tahu. apa yang dirasakannya hari ini. ketika kabar bapaknya menikah lagi dan sedang berada di sumatera mengenalkan istri baru pada sanak saudara. entah bentuk emosi seperti apa yang dipendamnya dalam perut bumi ketika mengetahui...bapaknya menikah lagi.

apakah salah? tidak salah sama sekali. melencengkah? sama sekali bukan soal itu! tapi...betapa sudah begitu dalam luka dalam hati andin. mungkin ia mencaci dalam hati. mungkin ia ingin menghancurkan barang, ingin berlari sejauh mungkin...(itu sih gue banget :p). hm...entahlah.

apakah sang bapak tak punya keberanian cukup untuk duduk di hadapan andin. menampung gejolak dan (mungkin) kekecewaan hingga mereka mencapai "kata sepakat"?

aku jadi teringat. seorang duda lain. juga bapak seorang kawan lama. baru saja mendapa kabar sudah menikah lagi dengan seorang gadis usia 20an dan sekarang sedang mengandung. kalian tahu? usia kandungannya melebihi usia pernikahan mereka. apalah persaan Santika, kawan lamaku. yang punya ibu tiri lebih muda dan akan punya adik tiri yang lebih kecil dari anak2nya.

Rabb...duhai Allah, sungguh aneh kehidupan ini. sungguh perih mendengar kisah mereka. saat ini kumasih belum mendapat jawaban yang tepat untuk pertanyaan "mengapa mereka melakukan itu? apakah karena cinta?"
Rabb...pagi ini aku hanya bisa berdoa untuk kesabaran sahabat2ku. semoga mereka punya hati yang cukup lapang untuk memaafkan. punya ruang cukup luas untuk menyemai bibit kasih sayang. dan...semoga itu tak terjadi padaku, pada keluargaku, pada anak keturunanku. amin.

ya Allah...janganlah kau palingkan hati kami. tetapkan hati2 kami dalam dien Engkau. wahai Rabb yang Maha Rahman, Maha Rahiiim. :'(

Tidak ada komentar: